Melestarikan Musik Tradisional Lampung Melalui Pendidikan dan Pelatihan

Menghidupkan Kembali Irama Lampung Lewat Pendidikan
Pict by Erizal, edit by canva

Di tengah derasnya arus modernisasi dan budaya global, suara alat musik tradisional kian jarang terdengar. Namun di Lampung, seorang pendidik dan seniman bernama Erizal Barnawi, M.Sn memilih untuk tidak tinggal diam. Ia berdedikasi menjaga warisan leluhur melalui pelatihan alat musik tradisional Lampung, menjadikannya bagian dari proses pendidikan dan kebanggaan daerah.

Upaya ini bukan sekadar menjaga bunyi-bunyian lama agar tidak punah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran generasi muda bahwa tradisi adalah identitas. Di tangan Erizal, musik tradisional bukan hanya artefak budaya, tetapi jembatan antara masa lalu dan masa depan.



Menghidupkan Kembali Irama Lampung Lewat Pendidikan

Arizal Menghidupkan Kembali Irama Lampung Lewat Pendidikan

Sebagai seorang akademisi di bidang seni, Erizal memahami betul pentingnya pendidikan dalam melestarikan budaya. Ia tidak hanya mengajar di ruang kelas, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat, mengadakan berbagai pelatihan alat musik tradisional seperti gamolan, talo balak, dan kulittang.

Dalam setiap pelatihan, Erizal mengajak peserta untuk tidak hanya belajar memainkan alat musik, tetapi juga memahami makna filosofis di balik setiap tabuhan. Ia percaya bahwa musik tradisional Lampung lahir dari nilai-nilai kehidupan masyarakat — harmoni, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam.

Metodenya sederhana namun efektif. Ia menggunakan pendekatan partisipatif, di mana peserta diajak belajar sambil berinteraksi langsung dengan instrumen, bukan sekadar mendengar teori. Dengan cara ini, para peserta bisa merasakan kedekatan emosional dengan musik yang mereka mainkan, sehingga nilai-nilainya lebih mudah tertanam.


Sinergi Akademisi dan Masyarakat

Kegiatan yang dilakukan Erizal tidak berhenti di lingkungan kampus. Ia menjalin kerja sama dengan komunitas lokal, sekolah-sekolah, hingga karang taruna untuk memperluas jangkauan pelatihan. Tujuannya sederhana: agar semakin banyak anak muda yang mengenal dan mencintai alat musik tradisional Lampung.

Sebagai seorang pendidik, ia juga membangun jembatan antara pengetahuan akademis dan praktik budaya. Melalui dokumentasi, riset, dan publikasi, Erizal memastikan bahwa setiap pelatihan memiliki dampak jangka panjang. Hasil dari kegiatan tersebut tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta, tetapi juga membantu sekolah-sekolah dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal seni tradisional.

Dengan pendekatan itu, musik tradisional tidak lagi dipandang kuno, melainkan bagian dari pembelajaran kreatif dan identitas daerah.



Membangun Karakter dan Rasa Bangga Melalui Musik Tradisional

Pelatihan yang digagas oleh Erizal tidak sekadar mengajarkan seni, tetapi juga menanamkan nilai karakter. Dalam proses belajar memainkan alat musik, peserta belajar disiplin, kerja sama, dan menghargai perbedaan. Setiap alat memiliki peran masing-masing dalam ansambel — seperti masyarakat yang saling melengkapi satu sama lain.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga membuka ruang ekonomi dan sosial bagi komunitas lokal. Beberapa kelompok binaan Erizal bahkan mulai tampil di acara-acara kebudayaan dan festival daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memberi peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.

“Musik tradisional adalah cara kita berbicara kepada dunia, bahwa kita punya identitas dan nilai."


Tantangan di Era Modern dan Upaya Pelestarian

Tantangan terbesar dalam menjaga eksistensi musik tradisional adalah kurangnya minat generasi muda dan minimnya dukungan infrastruktur. Namun Erizal menghadapi hal itu dengan inovasi. Ia menggabungkan unsur kontemporer tanpa mengubah esensi musik tradisional. Beberapa aransemen hasil kreasinya bahkan menggabungkan unsur modern, sehingga terdengar lebih menarik bagi anak muda.

Selain itu, ia juga aktif memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan alat musik Lampung ke audiens yang lebih luas. Dengan begitu, musik tradisional tidak hanya hidup di panggung budaya, tapi juga di ruang digital — tempat generasi muda banyak menghabiskan waktunya.


Inspirasi dari Seorang Pendidik Seni

Apa yang dilakukan Erizal membuktikan bahwa pendidikan tidak selalu harus berada di dalam kelas. Ia menanamkan semangat belajar di lapangan, melalui bunyi gamolan yang bergema dan semangat peserta yang belajar dengan gembira.

Ketekunan dan dedikasinya dalam melestarikan musik tradisional membuatnya menjadi sosok inspiratif bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang percaya bahwa budaya adalah bagian penting dari pembangunan manusia. Dengan memadukan seni dan pendidikan, ia membuktikan bahwa keduanya dapat berjalan selaras untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata.

Kini, jejak karyanya tidak hanya terdengar dalam dentingan alat musik, tetapi juga dalam hati para peserta yang menemukan makna baru dari kebudayaan mereka sendiri.


Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 untuk Erizal Barnawi, M.Sn

Atas dedikasi dan kontribusinya dalam bidang pendidikan serta pelestarian budaya daerah, Erizal Barnawi, M.Sn menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) tahun 2022 di bidang Pendidikan. Penghargaan ini menjadi pengakuan bahwa langkah kecil dalam melatih, mengajar, dan menginspirasi bisa membawa perubahan besar bagi keberlanjutan budaya bangsa.

Melalui musik tradisional Lampung, Erizal mengajarkan bahwa setiap bunyi yang lahir dari tangan manusia adalah doa dan warisan — yang harus terus dijaga agar tetap hidup di tengah zaman yang terus berubah.

#APA2025-KSB

Komentar

Postingan Populer