Fahry Purnama: Mengubah Sampah Jadi Peluang Pendidikan Melalui Beasiswa Sampah di Aceh
Sumber IG Fahry Purnama Edit by Canva
Di tengah berbagai persoalan sosial yang dihadapi masyarakat, muncul sosok muda inspiratif dari Aceh bernama Fahry Purnama. Ia membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa berjalan seiring dengan kepedulian terhadap pendidikan. Melalui gagasannya yang unik, yaitu “Beasiswa Sampah”, Fahry berhasil mengubah sesuatu yang dianggap tak bernilai—sampah—menjadi harapan baru bagi anak-anak kurang mampu untuk tetap bersekolah. Atas kontribusi nyata ini, Fahry dianugerahi Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dari Astra di bidang Pendidikan.
Latar Belakang Lahirnya Beasiswa Sampah
Ide program ini berawal dari keprihatinan Fahry terhadap dua masalah besar di daerahnya: rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan masih banyaknya anak yang kesulitan membayar biaya sekolah. Bagi Fahry, kedua persoalan ini saling berkaitan dan bisa diatasi dengan satu pendekatan kreatif.
Pada tahun 2018, ia mendirikan sebuah gerakan sosial bernama Beasiswa Sampah di Kabupaten Aceh Utara. Konsepnya sederhana tapi berdampak besar: masyarakat bisa menukar sampah yang sudah dipilah menjadi tabungan pendidikan. Sampah anorganik seperti botol plastik, kertas bekas, dan logam dikumpulkan, lalu dijual ke bank sampah atau pengepul. Hasil penjualannya digunakan untuk membantu biaya sekolah anak-anak kurang mampu di sekitar wilayah tersebut.
![]() |
Sumber IG Fahry Purnama, edit by canva |
Cara Kerja dan Dampaknya di Masyarakat
Melalui sistem ini, warga diajak berpartisipasi aktif menjaga kebersihan sekaligus berkontribusi pada pendidikan. Setiap keluarga yang tergabung dalam program diberikan buku tabungan edukasi, tempat mereka mencatat hasil setoran sampah. Nilai tabungan ini kemudian dapat digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah, membayar uang buku, atau bahkan biaya pendidikan formal.
Dampak positif dari program ini mulai terasa sejak tahun pertama. Lingkungan menjadi lebih bersih karena masyarakat kini memiliki alasan ekonomi dan sosial untuk memilah sampah. Sementara itu, semakin banyak anak yang bisa melanjutkan sekolah tanpa terbebani biaya. Tak hanya membantu pendidikan formal, Fahry juga mengembangkan kelas literasi dan pelatihan lingkungan bagi anak-anak, agar mereka tumbuh dengan kesadaran menjaga alam dan menghargai pendidikan.
Menanamkan Nilai Edukasi Lingkungan Sejak Dini
Program Beasiswa Sampah tidak sekadar memberi bantuan materi. Fahry menanamkan pendidikan karakter melalui kegiatan daur ulang kreatif, lomba kebersihan sekolah, dan kampanye lingkungan di media sosial. Ia percaya bahwa perubahan besar harus dimulai dari hal kecil dan berulang—dan anak-anak adalah agen terbaik untuk menularkan kebiasaan baik itu.
Pendekatan edukatif ini juga mengajarkan konsep ekonomi sirkular kepada masyarakat, di mana sampah tidak langsung dibuang, tetapi dimanfaatkan kembali sebagai sumber daya yang bernilai. Inilah yang membuat program Fahry berbeda: ia tidak hanya menolong secara finansial, tetapi juga membangun kesadaran ekologis yang berkelanjutan.
Pengakuan dan Harapan ke Depan
Keberhasilan Fahry menarik perhatian banyak pihak. Pada tahun 2021, Astra melalui Apresiasi SATU Indonesia Awards menobatkannya sebagai penerima penghargaan di bidang Pendidikan. Penghargaan ini diberikan kepada individu muda yang berkontribusi nyata dalam membawa perubahan sosial bagi masyarakat sekitarnya.
Namun bagi Fahry, penghargaan bukanlah tujuan akhir. Ia berharap program Beasiswa Sampah bisa terus berkembang dan diterapkan di lebih banyak daerah di Indonesia. Ia juga mendorong anak muda lainnya untuk berani berinovasi di bidang sosial, lingkungan, dan pendidikan—karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah sederhana.
Kesimpulan
Kisah Fahry Purnama menjadi bukti bahwa inovasi sosial tidak selalu membutuhkan modal besar, melainkan kemauan kuat untuk berbuat baik. Melalui Beasiswa Sampah, ia menunjukkan bahwa masalah lingkungan dan pendidikan dapat diselesaikan bersamaan, dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan.
Langkah Fahry bukan hanya membersihkan bumi dari sampah, tapi juga membersihkan masa depan generasi muda dari kebodohan dan putus sekolah. Inilah wujud nyata semangat “SATU Indonesia”: bekerja bersama untuk kemajuan bangsa.
#APA2025-KSB
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung serta berkenan meninggalkan komentar dan masukan. Dimohon untuk tidak menanam link. :)